RAMADHAN 1427H

Puasa. Sebuah kata yang mengandung makna menahan. Dimana dengan berpuasa kita diharuskan menahan diri kita dari keinginan-keinginan ego manusia yang memang merupakan fitrah kita sebagai manusia. Karena biasanya ego manusia bisa menempatkan manusia ke derajat yang lebih rendah daripada hewan. Sementara berpuasa di bulan Ramadhan dimaksudkan agar tubuh dan jiwa manusia terkondisi selama satu bulan penuh untuk siap menghadapi kehidupan 11 bulan kedepannya tidak dengan egoisme.
Biasanya selama bulan Ramadhan rumah-rumah makan ditutup, baik penuh maupun hanya separuh saja. Tempat-tempat hiburan ditutup, baik penuh maupun dengan pengaturan jam. Pokoknya susana dikondisikan sedemikian rupa agar umat Islam dapat berpuasa dengan khusyuk (katanya). Tapi apa memang harus demikian? Bukankah tujuannya berpuasa adalah agar kita dapat menahan diri dari godaan-godaan? Lha kalau godaan-godaannya sudah diberantas, lantas untuk apa kita berpuasa? Selain itu bukankah tujuan berpuasa itu untuk 11 bulan kedepan? Lalu untuk apa pembatasan-pembatasan itu hanya terjadi pada bulan Ramadhan saja? Bukankah tidak lebih baik kalau sepanjang tahun hal itu dilakukan?
Sungguh suatu ironi. Sebuah bangsa yang mayoritas memeluk suatu agama, tapi masih belum memahami ajaran agamanya sendiri. Mungkin bagi kebanyakan bangsa kita agama itu hanyalah suatu hal yang simbolis saja, sama seperti hal-hal lainnya yang selalu dilambangkan dengan simbol-simbol? Orang akan dianggap preman kalau memakai pakaian yang acak-acakan. Orang akan dianggap orang penting kalau memakai jas dan dasi. Orang akan dianggap orang shalih kalau mengenakan jilbab, kopiah ataupun baju koko atau ghamis. Bukankah semua itu hanya simbol saja? Pernah ada suatu kejadian seorang muslim yang digeser posisi shafnya pada waktu shalat di masjid, hanya karena dia tidak mengenakan pakaian "muslim". Bukankah ini ironi?

Comments

Popular posts from this blog

BUDAYA KORUPSI

Hakikat Cinta

Berkata Baik...Atau Diam...