Hakikat Cinta





 CINTA. Sepenggal kata yang terlihat sederhana, tetapi sangat banyak orang tidak tahu hakikat dan maknanya. Terkadang ada yang memaknainya sebagai perasaan suka kepada sesuatu atau seseorang. Terkadang ada yang memaknainya sebagai rasa ingin memiliki sesuatu atau seseorang. Terkadang ada yang memaknainya sebagai rasa ingin selalu dekat dengan sesuatu atau seseorang. Cinta memang sangat sulit untuk didefinisikan. Tapi dia lebih sulit lagi untuk dijalani.


Cinta yang sering disalahartikan oleh banyak orang sebagai rasa ingin memiliki dan lebih dekat dengan sesuatu yang disukai, ternyata bisa menjerumuskan kita ke dalam jurang kehancuran. Karena cinta ternyata juga memerlukan pengorbanan dan mengalahkan ego kita sendiri. Jika cinta tidak disertai dengan pengorbanan dan mengalahkan ego, itu dapat mendorong kita ke jurang nafsu dan syahwat. Entah berapa banyak orang yang terpedaya tipu syaithan ini. Karena sejatinya cinta itu bukanlah keinginan untuk memiliki dan menguasai sesuatu atau seseorang hanya untuk diri kita.


Aku sendiri memaknai cinta adalah sebagai pengorbanan. Lawan dari cinta adalah ego. Jadi menurutku hakikat cinta adalah mengalahkan dan mengorbankan ego kita untuk sesuatu atau seseorang yang kita cintai. Orang yang cintanya tulus pasti akan dapat menahan keinginannya jika itu bertentangan dengan keinginan sesuatu atau seseorang yang dicintainya. Dia akan mengikuti semua keinginan dan kemauan dari sesuatu atau seseorang yang dicintainya itu. Dia juga akan menjauhi dan meninggalkan segala apapun yang tidak disukai oleh sesuatu atau seseorang yang dicintainya itu. Dia juga akan mendengarkan semua yang diucapkan ataupun disiratkan oleh sesuatu atau seseorang yang dicintainya itu. Karena itu sangat tidak mungkin jika ada orang yang mengatakan dia cinta pada sesuatu atau seseorang tapi dia memaksakan keinginan dan hasratnya kepada sesuatu atau seseorang yang dicintainya itu.


Cinta tidak bisa hanya di lisan saja. Cinta membutuhkan pembuktian nyata yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan oleh panca indera. Pernyataan "I Love You" seratus kali dalam sehari pun tidak bisa dikatakan sebagai bukti cinta, jika orang itu berselingkuh terhadap yang dicintainya. Rayuan dan pujian yang setinggi bintang di langit pun tidak bisa dikatakan sebagai bukti cinta, jika orang itu mengerjakan hal-hal yang tidak disukai oleh yang dicintainya. Pelukan hangat dan erat setiap saat pun tidak bisa dikatakan sebagai bukti cinta jika orang itu tidak mau menuruti keinginan yang dicintainya.


Sadarlah kawanku. Janganlah kau terjebak dalam definisi cinta yang palsu, yang akhirnya akan dapat membuatmu kecewa, putus asa dan bersedih. Maknailah cinta sebagaimana mestinya. Karena sesungguhnya cinta itu membebaskan, bukan mengekang. Cinta itu membahagiakan, bukan menyengsarakan. Cinta itu sesuai dengan fitrah, tidak bisa direkayasa. Cinta itu logis, bukan irrasional.


Balikpapan, 29 November 2023

Comments

Popular posts from this blog

BUDAYA KORUPSI

Berkata Baik...Atau Diam...